Jumat, 29 Mei 2015

Filosofi Pesawat Kertas

Matahari mulai beranjak turun dari terik sempurnanya. Udara terasa syahdu mempermainkan dahan-dahan menjadikan sebuah senandung tarian alami pepohonan. Mengayunkan daun-daun yang masih bertengger anggun pada tangkainya.  Sementara mereka yang telah berguguran tanpa paksaan, terseret pasrah berserakan diombang ambing angin yang bertiup di taman Gloria. Sebuah taman di tengah kota kenangan yang tak pernah lengang oleh jamahan manusia. Di antara pohon-pohon rindang menjulang nan berjejeran,  sebuah ruas jalan mengikuti lajur pepohonan itu membentuk pasangan pohon yang beriringan. Terdapat kursi-kursi yang berjajar rapi di pinggir ruas jalan yang tak terlalu lebar.


Sore itu lebih banyak anak-anak yang sedang bermain di area taman Gloria. Anak-anak itu adalah siswa SD yang letak sekolahnya bersebelahan dengan taman Gloria. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di sana sembari menunggu orang tuanya datang menjemput. Anak-anak yang berusia kira-kira 7 tahun tersebut begitu ramai memainkan kapal-kapal kertas. Mereka membuatnya dari secarik kertas warna warni yang mereka keluarkan dari dalam tas, kertas itu dikenal baik dengan istilah kertas origami atau kertas lipat. Dengan lihai tanpa waktu lama, mereka melipat-lipat kertas itu sedemikian rupa hingga menjadi sebuah bentuk yang mereka sebut itulah pesawat mereka.

"ini dia pewasatku…. wuss…..", celoteh seorang anak berwajah agak oriental itu yang begitu antusias menerbangkan pesawat kertas miliknya yang berwarna biru. Sejurus kemudian diikuti oleh anak-anak yang lain dan diiringi bentuk antusias saling memuji pesawat masing-masing. Seakan-akan itulah pesawat terbaik yang ada di dunia.
"Pesawatku melesat menuju amerika…."
"Pesawat jetku menuju eropa..."
"Pesawatku bersiap tempur melawan argentina"
Begitulah riuh celotehan anak-anak lugu yang pikirannya masih dipenuhi imajinasi luar biasa. Namun sayang, imajinasi hebat mereka terkadang jarang tersentuh oleh pengertian orang dewasa.

Riuhnya pergulatan imajinasi yang beradu dengan gerak hiperaktifnya, tanpa mereka sadari seorang lelaki berusia 23 tahunan sedang asyik mengamati perilaku menyenangkan mereka. Sembari duduk tenang dengan sebuah tab di pangkuan, lelaki itu begitu tertarik mengamati seorang anak yang masih berpakaian seragam dengan celoteh yang tiada henti keluar dari mulutnya yang sesekali tersengal oleh nafas berlarian.
"Pesawatku terbang tinggi…. Melesat jauh… terbang begitu lama di angkasa..."
Suaranya yang diiringi dengan sorak sorai tawa mereka.
"Pesawat yang kalian terbangkan akan menjadi impian kalian di masa depan nak," bisikan lirih dari lelaki yang sedari tadi khidmat menyimak atraksi bocah-bocah itu.
Sejenak dia kembali memegang tab yang duduk manis tanpa belaian jari-jarinya sedari tadi. Sejurus kemudian jemari itu begitu lincah belompat-lompat di area keypad dan menghasilkan deretan kata-kata yang tersusun dari buah lompatan jemari.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Filosofi Pesawat kertas

Paper Plane. Pesawat kertas. Bagaimana caranya membuat pesawat kertas? Anak-anak itu mampu membuatnya sebagaimana versi mereka. Mereka memilki gaya pandang dan rancangan yang sama-sama unik bagi mereka. Bahkan saat menerbangkannya, gaya yang mereka pose-kan untuk men-take off pesawat yang mereka pegang masing-masing saling berbeda dengan kawan lain. Layaknya pesawat kertas tersebut, masing-masing dari kita tentu punya pemikiran yang tak sama, memiliki impian masing-masing, dan mempunyai cara mewujudkan mimpi itu dengan gaya masing-masing. Seperti pesawat kertas, buatlah pesawat itu sesuai keinginanmu, kemudian terbangkan sejauh mungkin, setinggi mungkin.

Just make it as just the way you are
Then throw it as far as you can

Ketika anak-anak itu beranjak dewasa, mereka akan menyadari bahwa pesawat kertas ini diibaratkan dengan sebuah mimpi atau cita-cita, yang kemudian akan kita terbangkan mimpi itu menjadi sebuah kenyataan. Tak ada seorangpun dapat menghentikan, tak ada seorangpun yang akan peduli dengan segala usaha yang kita lakukan. Cukup fokus pada usaha meninggikan cita-cita tersebut. Dan berusaha untuk terus mencoba. Melenyapkan segala ketakutan karena orang lain tak akan peduli dengan apa yang kita lakukan, apa yang kita dapatkan, apa yang kita rasakan. Meski pada saat jatuh sekalipun, orang lain tak akan hiraukan. Karena satu-satunya pengaruh dalam kehidupan kita adalah diri kita sendiri. Kemauan kita, sikap kita, dan seberapa keras usaha kita adalah kuasa kita sendiri. Tak ada alasan untuk menyerah pada keadaan.

Segala rintangan yang menerjang sesungguhnya adalah keadaan yang akan membuat impian semakin menjadi kenyataan. Semakin besar angin yang menerpa, semakin tinggilah kita akan terbang. Semakin besar mimpi yang kau perjuangkan, akan semakin banyak rintangan yang akan mendorong untuk sampai pada tujuan. Dan diri inilah yang sepenuhnya berperan. Diri ini sumber kemauan, diri ini bahan bakar untuk bertindak. Orang lain bukanlah apa-apa. Orang lain hanya memperhatikan tanpa merasakan sepenuhnya apa yang kita perjuangkan. Semua keputusan ada di tangan ini. Semua mimpi tergantung pada sang pemimpi. Berjuanglah. Just try it, cobalah untuk memberanikan diri!!!

Tanpa mencoba, kita tak akan tau bagaimana potensi kita, tanpa mencoba kita tak akan tau jalan apa yang msuti kita ambil setelahnya. Dengan mencoba aku menjadi tau hikmah di balik kegagalan, dengan mencoba, aku terdorong untuk memperbaiki keadaan, dengan mencoba, aku termotivasi untuk lebih berfikir maju. Itulah kekuatan mencoba, melawan ketakutan. Tak ada alasan untuk menyerah pada keadaan. Try it!

Saat pesawat kertas yang kita mainkan jatuh ke tanah, saat itulah kita memungutnya kembali untuk diterbangkan. Sesekali membenahi sayap yang bengkok karena ulah angin yang menerjang. Layaknya pesawat kertas, mimpi yang sempat jatuh musti dipungut dan diperbaiki dengan potensi kita. Kemudian kembali diperjuangkan hingga sampai pada kenyataan.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sebuah senyum merekah dari wajah lelaki itu sesaat setelah jari-jemarinya memungkasi gulat melawan tombol datar pada layar ipad 10inchi tersebut. Pemuda itu serasa bahagia rupanya. Berkat anak-anak tersebut, dia bisa menemukan arti sebuah pesawat kertas. Merangkum setiap keasyikan sudut pandangnya terhadap anak-anak itu menjadi sebuah pelajaran baru. Paper Plane.

4 komentar: