Kamis, 11 Juni 2015

Siluet


"Tolong, sempatkan sebentar saja...", dalam hati lirih berbicara.

Memandangnya yang hanya terdiam tanpa suara benar-benar membuat diriku gemas ingin menendangnya saja. Tapi apa daya, aku tak kuasa. Aku tak akan pernah kuasa melakukannya. Bukan karena aku tak bisa, namun karena aku tak mau. Tak mau karena aku begitu mencintaimu.

Ahh, mengapa perasaan selalu menang melawan kenyataan. Perasaan selalu saja menjadi prioritas meski jelas tak pantas. Kau bahkan tak pantas mendapatkan perlakuan manisku.