Rabu, 27 April 2016

Kadar Rasa Manusia


Hari ini seorang teman lama mengajakku ke kampung coklat. Ya,  sebuah daerah yang mana begitu tenar hingga sempat masuk ke tayangan televisi swasta di Indonesia. Meski tempat ini memiliki pamor yang menusantara, tapi ini pertama aklinya aku berkunjung ke sana. Temanku itu sudah beberapa kali ke sana. Kalau saja dia tak mengajakku, mungkin aku tak akan pernah mengunjungi  tempat itu. Bukan karena aku tak menyukai coklat, sungguh aku suka dengan olahan coklat. Namun yang membuat aku enggan ke sana adalah keramaian yang mungkin membuat aku tak nyaman. Ya, tentu aku bukanlah seorang yang suka dengan keramaian. Namanya juga anak rumahan, tak heran jika tak ada ketertarikan dengan dunia luar. Dunia luar atau luar dunia ya?? Ahhh....

Tambal Cinta


Di sebuah café pinggiran yang cukup asyik untuk sekedar bersantai atau mengobrol dengan kawan, rekan, atau pacar, duduklah sepasang kekasih yang hubungannya sudah sangat kritis.
"Kita putus"
"tapi kenapa beb?? Apa salahku??"
"aku tak lagi mencintaimu"

Rindu dan Kesetiaan: Langit


Apakah yang namanya rindu harus berujung temu?

Kala kutanya pada langit tentang hal ini, diapun berkata,
"Sang siang  selalu merindukan malam, pun sang malam merindukan siang. Namun, mereka tak pernah saling bertemu kecuali penorama jingga yang mendekatkan antara pelupuk mereka. Yaitu, mega yang sering kalian lihat diantara waktu subuh dan fajar, juga kala ashar dan maghrib."