Senin, 13 Juni 2016

Perisa Asmara

Aku tergoda menikmati perisa asmara
Ia menawarkan aroma cinta yang sempurna
Mengembangkan adonan rasa bagi pemiliknya
Membakarnya bersama loyang kehidupan
Mewujud matang dan semakin menggungah selera
Memenuhi kebutuhan jiwa yang hambar soal perasaan

Luput sesal pernah terselip kala adonan terbakar
Hangus oleh api yang membara
Mematung kala waktu lambat mengangkat
Menghitam
Gosong
Pahit
Kering dan tanpa harapan
Adonan sia-sia terbuang
Menyisakan sebuah pengalaman

Kembali kutuang adonan anyar dengan resep yang berbeda
Asmara memang tak pernah lelah mencekal pemikatnya
Ada saja aroma yang membuatku tergoda
Perisa kembali menemukan tuannya
Aroma berbeda menyambar indra perasa
Meski dengan takaran berbeda, aku menikmatinya
Asmara menghisab intuisi jiwa manusia
Menyadarkan hati yang tak mampu bertahan sendiri
Menyudutkan nyali untuk mengakui
Asmara yang tlah menggelora
Untuk kesekian kali
Mampukah aku menakhlukkannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar