Aku tergoda
menikmati perisa asmara
Ia
menawarkan aroma cinta yang sempurna
Mengembangkan
adonan rasa bagi pemiliknya
Membakarnya
bersama loyang kehidupan
Mewujud
matang dan semakin menggungah selera
Memenuhi
kebutuhan jiwa yang hambar soal perasaan
Luput sesal
pernah terselip kala adonan terbakar
Hangus oleh
api yang membara
Mematung kala waktu
lambat mengangkat
Menghitam
Gosong
Pahit
Kering dan
tanpa harapan
Adonan
sia-sia terbuang
Menyisakan
sebuah pengalaman
Kembali
kutuang adonan anyar dengan resep yang berbeda
Asmara
memang tak pernah lelah mencekal pemikatnya
Ada saja
aroma yang membuatku tergoda
Perisa
kembali menemukan tuannya
Aroma
berbeda menyambar indra perasa
Meski dengan
takaran berbeda, aku menikmatinya
Asmara
menghisab intuisi jiwa manusia
Menyadarkan
hati yang tak mampu bertahan sendiri
Menyudutkan
nyali untuk mengakui
Asmara yang
tlah menggelora
Untuk
kesekian kali
Mampukah aku
menakhlukkannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar