Jika hujan mampu
memelukku, aku rela berbasah di dekapannya. Namun sayang, pelukan sang hujan
hanya mampu meninggalkan flu dan demam. Meski bertahun-tahun aku memendam
perasaan pada rintik yang bernyanyi riang, aroma dinginnya memberi peringatan. Tak seharusnya aku mendekatinya.
Bagiku, hujan adalah
berkah. Namun juga kesedihan. Berkah bagi tanah kami. Berkah untuk memenuhi sumur-sumur desa kami. Berkah untuk menyirami kebun-kebun kami. Berkah untuk
memuaskan dahaga para ikan di parit. Tapi, hujan turut membawa kesedihan.
Sedih karena aku tak mampu merengkuhnya sesuka hati. Sedih karena hanya mampu
mendengar suaranya yang berjatuhan. Sedih karena hanya mampu memandangnya di
balik selimut tebal. Sedih karena tubuhku sulit menahan gejolak hawa yang ia
bawa. Dingin.
Ada segerombolan
anak-anak yang girang bermain di luar. Hujan deras memenuhi rongga badan.
Tertawa, basah kuyup penuh canda. Sambil menggiring bola menglilingi jalanan
desa. Lantas aku, melongo di balik jendela.
Menahan iri karena mereka.
Menyaksikan penuh hasrat untuk minggat dan bergabung bersama mereka.
Namun aku hanya anak kecil yang tak punya keberanian. Jangankan keluar, membuka
pintu saja enggan. Karena jika roh dingin itu menyentuh kulitku, aku akan
pingsan tanpa menunggu waktu lama.
Hujan,engkau selalu
tampak cantik. Tampil memesona di kalangan alam dan manusia. Syair nada yang
tercipta kala deras mulai menggema. Iringan kodok yang saling menyapa
pasangannya memberi warna pada melodi yang kau buat. Sambaran petir bagai
simbal yang kau dendangkan bersama gemuruh di balik awan. Aku menikmati parade
alam ini. Menggelitik relung jiwa yang haus akan buai musikal alam. Aku
mengagumimu.
Hujan, andai aku tak
serapuh ini, aku ingin turut bernyanyi bersamamu. Bersama anak-anak itu.
Bersama para katak, bersama pepohonan yang bergoyang pelan. Menjadi bagian dari
persembahan orkestra alam. Menikmati rengkuhan dingin yang kau bawa. Merasakan sentuhan dingin dari tangis yang
kau tumpahkan. Hujan, aku mendambakan sentuhan manismu. Hanya satu yang bisa
membuatku berbaur denganmu. Hujan yang turun di pelupuk mataku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar